Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Blitar melaporkan sekitar 99 kasus suspek flu Singapura dalam sebulan terakhir berdasarkan laporan dari fasilitas layanan kesehatan (Fasyankes).
Anggit Ditya Putranto selaku Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Kabupaten Blitar menjelaskan bahwa laporan ini berasal dari berbagai Fasyankes, termasuk puskesmas di setiap kecamatan dan rumah sakit di Kabupaten Blitar.
Laporan tersebut menunjukkan adanya kasus suspek flu Singapura dari minggu ke-18 hingga minggu ke-21.
“Benar, kami menemukan kasus suspek flu Singapura dari minggu ke-18 sampai minggu ke-21. Kasus-kasus ini tersebar di beberapa puskesmas dan rumah sakit,” ungkap Anggit pada Kamis (29/5/2024).
Rincian kasus suspek flu Singapura adalah minggu ke-18 terdapat 15 kasus, minggu ke-19 ada 18 kasus, minggu ke-20 terdapat 40 kasus, dan minggu ke-21 sekitar 26 kasus. Kasus-kasus ini tersebar di beberapa kecamatan di Kabupaten Blitar seperti Kecamatan Wates, Kecamatan Selopuro, dan lainnya.
Anggit juga menambahkan bahwa kasus suspek flu Singapura tidak hanya ditemukan di Kabupaten Blitar tetapi juga di beberapa daerah lainnya. Oleh karena itu, Dinkes mengimbau masyarakat untuk lebih waspada dan mengenali gejala-gejala flu Singapura.
“Gejalanya dimulai dengan demam seperti penyakit lainnya, kemudian muncul lesi (memar) di tangan, kaki, dan stomatitis di area rongga mulut,” jelas Anggit.
Menurut Anggit, pasien yang menderita flu Singapura dapat sembuh dalam waktu sekitar 7-10 hari dengan penanganan yang tepat. Durasi penyembuhan ini dipengaruhi oleh kondisi tubuh masing-masing pasien.
Anggit juga menjelaskan bahwa flu Singapura dikenal sebagai penyakit tangan, kaki, dan mulut (HFMD) yang dapat menyebar melalui kontak kulit, udara pernapasan, cairan dari blister (benjolan kecil) pasien, serta dari makanan dan minuman yang dikonsumsi bersama maupun melalui droplet yang terbang ke udara saat pasien bersin dan batuk.
Lebih lanjut, Anggit menyatakan bahwa pasien yang diduga menderita flu Singapura kebanyakan adalah anak-anak, terutama bayi di bawah lima tahun (balita) dan anak-anak di bawah usia 10 tahun.
Oleh karena itu, Anggit menghimbau masyarakat dan orang tua untuk lebih waspada terhadap kondisi anak-anak, menjaga kebersihan lingkungan, dan memberikan asupan makanan yang bergizi.
“Yang paling penting adalah menjaga kebersihan dan kondisi tubuh. Jika demam tidak kunjung sembuh dan muncul gejala lain, segera kunjungi fasilitas layanan kesehatan untuk mendapatkan penanganan yang tepat. Kami juga akan meningkatkan sosialisasi pencegahan dan penanganan terkait temuan kasus flu Singapura ini,” pungkasnya.
Editor: Indo Guna Santy