Momentum regenerasi kepemimpinan selalu memunculkan dinamika yang menarik, baik itu lembaga pemerintah maupun organisasi masyarakat. Termasuk Musyawarah Daerah (Musyda) Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kota Blitar.

Musyda PDM Kota Blitar yang digelar di Gedung Kesenian Aryo Blitar, Ahad (5/3/2023) berlangsung meriah dan kondusif. Meski demikian, dinamika regenerasi kadangkala dipandang ‘sebalik’nya.

Termasuk tudingan dari Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC) Kabupaten Blitar yang menganggap Musyda PDM Kota Blitar melanggar ketentuan AD/ART dengan sangat serius melalui akun Instagramnya. Bahkan Akun Instagram resmi MDMC Kabupaten Blitar (@mdmckabblitar) memberi isyarat akan ada “serangan fajar” sebagai metode pemenangan calon.

Salah satu cuitan MDMC Kab Blitar di akun IG-nya.

Tanggapan Ketua PC Pemuda Muhammadiyah Kepanjen Kidul

Menanggapi beredarnya berita yang meresahkan itu, Rozak Al-Maftuhin (Ketua PCPM) Kepanjen Kidul angkat bicara. Menurutnya, narasi-narasi negatif seperti itu seharusnya tidak dilayangkan, apalagi oleh akun resmi MDMC yang tidak lain adalah lembaga milik Muhammadiyah.

“Sangat disayangkan, akun sosial media milik lembaga dikelola oleh admin yang sangat tidak dewasa. Karena selain memuat narasi-narasi adu domba, secara tidak langsung turut menodai citra MDMC Kabupaten Blitar sebagai lembaga Muhammadiyah yang harusnya berfokus pada mitigasi bencana.” Terang Rozak.

Rozak menegaskan, saat ini Muhammadiyah Kota Blitar sedang fokus memikirkan dan merealisasikan misi-misi pencerahan umat, sehingga tidak ingin menanggapi terlalu serius cuitan-cuitan remeh yang menyudutkan Musyda yang sudah berlangsung dengan sangat baik.

“Terkait narasi melanggar AD/ART, itu tidak benar adanya. Sebelum nama-nama calon Anggota PDM itu ditetapkan, PDM Kota Blitar sudah meminta persetujuan kepada Pimpinan Pusat Muhammadiyah dan PP meng-iya-kan. Dan itu sangat sejalan dengan peraturan dan mekanisme yang ada.”

Ketua PCPM Kepanjen Kidul berharap, semoga ke depannya MDMC Kabupaten Blitar ataupun lembaga lain milik Muhammadiyah lebih fokus pada tupoksinya masing-masing. “Agar tidak gabut, mungkin MDMC bisa lebih memperbanyak program-program mitigasi bencana, sosial, dan masalah-masalah keumatan lainnya, sehingga tidak sibuk mengomentari dapur orang.” imbunya.

Kontributor: Arin Al-Aziz
Editor: Luthfia Azarin

Iklan