PGN Intensifkan Pengembangan Jargas, Imbas Aturan Elpiji 3 Kg yang Makin Ketat

Menyikapi kebijakan terkait penggunaan elpiji 3 Kg bersubsidi yang diperketat, PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) berupaya untuk memperluas jaringan gas rumah tangga (jargas) baru.
Tahun 2025, PGN menargetkan penambahan 200.000 sambungan jargas baru untuk mencapai total 1 juta sambungan rumah (SR). Fokus pengembangan akan berada di wilayah Sumatera dan Jawa guna mendukung transisi energi nasional.
Menurut Direktur Utama PGN, Arief S. Handoko, pengembangan jargas akan mengurangi ketergantungan masyarakat pada LPG sehingga berpindah ke energi yang lebih hemat dan stabil. Selain itu, program ini akan membantu efisiensi subsidi pemerintah hingga ratusan miliar rupiah.
Hingga tahun 2024, PGN telah berhasil menyambungkan jargas ke lebih dari 815.000 rumah tangga dengan panjang pipa mencapai 20.000 km.
Arief menegaskan bahwa PGN terus berkomitmen dalam membangun jargas untuk rumah tangga agar dapat bermanfaat bagi masyarakat dan negara.
Untuk mencapai target tersebut, PGN menyiapkan belanja modal (capex) senilai US$338 juta di tahun 2025. Sebanyak 67% dari capex ini dialokasikan untuk pembangunan infrastruktur gas bumi, termasuk program jargas dan proyek infrastruktur strategis lainnya.
Sisanya akan digunakan untuk pengembangan teknologi rendah karbon seperti CNG dan LNG. Direktur Keuangan PGN, Fadjar Harianto Widodo, menjelaskan bahwa target ini didorong oleh potensi permintaan gas dari kawasan industri utama di Sumatera dan Jawa.
Selain itu, PGN menargetkan peningkatan volume penyaluran gas sebesar 12% di tahun 2025 dan pengembangan di segmen hulu dengan alokasi 33% dari capex untuk eksplorasi di WK Pangkah, Ketapang, dan Fasken, serta pengajuan perpanjangan kontrak WK Muara Bakau.
Dengan upaya ini, PGN berharap dapat memberikan kontribusi signifikan dalam menyediakan energi bersih dan efisien bagi masyarakat Indonesia, sekaligus mendukung transisi energi nasional menuju masa depan yang lebih berkelanjutan. (HEV/YUN)