Nilai aset digital Bitcoin mengalami penurunan harga dalam beberapa minggu terakhir. Tercatat bahwa pada 1 Mei 2024, harga terendahnya mencapai US$ 56,552. Sementara itu, harga tertingginya mencapai US$ 64,734 pada 6 Mei 2024.

Dalam situasi pasar kripto yang sedang mengalami koreksi, penting bagi para investor untuk memiliki pemahaman yang mendalam tentang dinamika pasar kripto dan menyadari faktor-faktor yang memengaruhi fluktuasi harga. Hal ini berguna untuk membantu investor merumuskan strategi investasi dengan baik.

“Bitcoin mungkin memang sedang pada titik rendahnya untuk beberapa waktu dan nanti akan mengalami kenaikan secara bertahap dalam beberapa bulan ke depan,” kata Oscar Darmawan selaku CEO Indodax pada hari Selasa (14/5/2024).

Baca juga:  5 Keunggulan Investasi Emas, Anda Perlu Tahu!

Meskipun situasi ini dapat menimbulkan ketidakpastian, namun juga dapat menjadi peluang bagi investor yang berani untuk memasuki pasar saat kondisi sedang seperti ini.

“Koreksi saat ini menjadi proses yang tak terhindarkan dari perjalanan menuju perkembangan ekosistem kripto itu sendiri. Makanya, butuh keberanian dan kehati-hatian yang seimbang dalam menanggapinya,” tambahnya.

Setelah Bitcoin mengalami proses halving, diyakini bahwa harga Bitcoin akan mengalami kenaikan yang signifikan, meskipun kemungkinan akan ada penurunan harga sementara yang dikenal sebagai penyesuaian harga.

Baca juga:  Mengenal Trading dan Konsep Menjalankan Bisnisnya

Namun, saat ini yang lebih krusial adalah memiliki rencana perdagangan yang terperinci. Dengan demikian, setiap trader dan investor akan mempunyai pemahaman yang tepat tentang langkah-langkah yang harus diambil ketika harga Bitcoin mengalami kenaikan maupun penurunan.

Dalam konteks ini, Oscar menekankan pentingnya memanfaatkan momen seperti ini untuk berinvestasi dengan menggunakan teknik Dollar Cost Averaging (DCA) melalui fitur ‘Investasi Rutin’ yang tersedia di Indodax.

“Dilihat dari sejarahnya, setelah mengalami koreksi, Bitcoin akan kembali mengalami peningkatan dan ini merupakan kesempatan yang baik bagi investor maupun trader untuk memanfaatkan momen ‘buy the dip’ pada level harga yang sedang rendah,” ujarnya.

Baca juga:  Perumahan di Bawah Rp200 Juta di Kabupaten Blitar menjadi Pilihan Ekonomis

Editor: Indo Guna Santy

Iklan