Para petani ikan hias di Kota Blitar sedang merasa cemas. Hal ini karena ikan hias yang telah mereka pelihara mengalami kematian mendadak. Kasus kematian ribuan ikan ini diduga karena serangan dari penyakit moncong putih.

Penyakit ini muncul secara mendadak dengan ciri-ciri warna putih pada bagian mulut ikan tersebut. Kemungkinan hal ini terjadi karena adanya perubahan kadar keasaman air kolam akibat musim penghujan.

Sampai awal Maret tahun ini, sudah tercatat kurang lebih tiga ribu ekor ikan milik petani ikan hias di Kota Blitar telah mati secara tiba-tiba. Kasus kematian ini tersebar merata di tiga kecamatan.

Amir Hamzah selaku Kabid Ketahanan Pangan dan Perikanan, Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota Blitar mengatakan bahwa ada sekitar tiga ribu ikan telah mati akibat penyakit moncong putih dan jamur di musim penghujan ini.

Baca juga:  Konflik Pengelolaan Sumber Air, Kejaksaan Negeri Blitar Nyatakan Siap Bela PDAM

Perlu diketahui bahwa wilayah Blitar Raya yang mencangkup Kota maupun Kabupaten Blitar merupakan kawasan sentra petani ikan.

Tidak hanya ikan hias koi atau koki, warga Blitar juga sudah banyak membudidayakan ikan untuk konsumsi seperti lele, gurami, dan nila. Terutama di Kota Blitar, kolam ikan dengan berbagai ukuran dan teknik pemeliharaan akan sangat mudah ditemui di semua kecamatan, yakni Kepanjen Kidul, Sukorejo, dan Sananwetan.

Mulai dari Januari sampai awal Maret, kasus kematian karena penyakit moncong putih telah banyak ditemukan. Laporan yang masuk ke dinas, statistik kematian ikan sudah mencapai tiga ribuan ekor.

“Kasus kematian ikan ini telah melanda semua kecamatan di Kota Blitar,” jelas Amir Hamzah. Penyakit moncong putih sebenarnya bukan penyakit yang baru. Biasanya, penyakit ini muncul ketika musim penghujan tiba.

Baca juga:  Pelaku Meninggal Dunia, Begini Kronologi Peristiwa Penembakan di Kantor MUI

Selain ikan konsumsi, terutama lele, moncong putih juga menyerang ikan hias. Ikan yang memiliki bercak putih di bagian mulutnya menjadi tidak bergairah untuk makan. Bermula dari tidak nafsu makan, apabila tidak segera tertangani, maka akan berakhir dengan kematian ikan.

Menurut Amir Hamzah, perubahan tingkat asam pada ari kolam bisa menjadi pemicu timbulnya penyakit moncong putih maupun jamur yang lainnya. Perubahan pH air ini terjadi akibat air hujan yang masuk ke dalam kolam.

Sementara, daya tahan ikan satu dengan yang lain tentunya berbeda. Oleh sebab itu, meskipun ribuan ikan telah mati karena keasaman air kolam, tetapi masih ada ikan yang mampu bertahan.

Baca juga:  Diah Prameswari Ajak Peserta Kajian PCM Sananwetan Membangun Surga di Rumah

“Apalagi air hujan yang telah bercampur dengan beragam gas sehingga tingkat keasaman air semakin meningkat,” jelas Amir Hamzah.

Dinas menghimbau para petani ikan untuk mengurangi air hujan yang masuk ke dalam kolam ikan agar kasus kematian ikan segera melandai. Salah satu cara yang bisa petani lakukan adalah memasang atap pada kolamnya. Selanjutnya, menebar garam pada air kolam.

Garam berguna untuk membantu mengembalikan kenormalan tingkat keasaman air kolam. Para petani juga dapat memberikan probiotik ke dalam air kolam. Probiotik merupakan mikroorganisme hidup yang mampu membantu mencegah dan mengobati penyakit yang biasanya menyerang ikan.

Editor: Indo Guna Santy

Iklan