Kasus Gagal Ginjal di Blitar Melonjak, Dinkes Blitar Imbau Warga Jaga Pola Makan

Kasus gagal ginjal kronis (GGK) di Kabupaten Blitar mengalami peningkatan signifikan dalam dua tahun terakhir. Bahkan, dalam dua bulan pertama tahun ini saja, sudah tercatat 124 kasus di berbagai fasilitas kesehatan. Menjaga pola makan menjadi langkah penting untuk menghindari penyakit ini.
Berdasarkan data surveilans penyakit tidak menular (PTM) dan jejaring kesehatan, jumlah pasien GGK yang menjalani hemodialisis atau cuci darah terus meningkat.
Pada tahun 2023, jumlah pasien mencapai 469 orang, kemudian naik menjadi 517 pasien pada 2024. Sementara itu, dalam dua bulan pertama tahun 2025, tercatat 64 kasus pada Januari dan 60 kasus pada Februari.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Blitar, Christine Indrawati, mengungkapkan bahwa pasien yang menjalani cuci darah mayoritas berada dalam usia produktif, khususnya 45-54 tahun.
Penyebab utama GGK adalah penyakit kronis seperti hipertensi dan diabetes, yang semakin diperparah oleh pola makan dan gaya hidup yang kurang sehat.
“Konsumsi makanan dengan bahan tambahan berlebihan serta kebiasaan minum jamu oplosan yang mengandung bahan kimia juga meningkatkan risiko gagal ginjal,” jelas Christine pada Senin (17/3/2025).
Ia menambahkan bahwa kebiasaan masyarakat Blitar dalam mengonsumsi jamu seduh untuk mengatasi kelelahan ternyata berisiko bagi kesehatan ginjal.
Beberapa jamu tersebut diketahui mengandung bahan kimia obat yang berbahaya jika dikonsumsi terus-menerus.
Selain itu, pola makan yang tinggi produk instan seperti makanan dan minuman dengan pengawet, pemanis, pewarna, penyedap, dan perasa tambahan (5P), juga menjadi faktor penyebab meningkatnya kasus GGK.
“Konsumsi mi instan atau minuman instan secara berlebihan dalam sehari dapat membebani ginjal. Organ ini bertugas menyaring racun, tetapi jika terlalu banyak zat berbahaya yang masuk, maka fungsinya akan menurun secara perlahan,” tambahnya.
Untuk mencegah peningkatan kasus GGK, Christine mengimbau masyarakat untuk rutin memeriksakan kesehatan secara gratis di puskesmas.
Skrining dini sangat penting untuk mendeteksi risiko hipertensi atau diabetes, yang merupakan faktor utama gagal ginjal.
“Jangan tunggu sampai sakit parah. Cek kesehatan secara rutin, terutama jika ada riwayat keluarga dengan penyakit kronis. Jika sudah terdiagnosis, segera lakukan pengobatan dan kontrol rutin agar tidak semakin memburuk,” pungkasnya. (HEV/YUN)