Emas memiliki harga yang semakin merosot tajam ke tingkat paling rendah sejak awal Januari pada akhir perdagangan Rabu (15/2/2023) atau Kamis (16/2/2023) pagi. Kondisi karena tertekan dengan dolar AS yang menguat dan kenaikan imbal hasil obligasi pemerintah setelah data ekonomi AS lebih baik dari perkiraan.

Kontrak emas paling efektif untuk pengiriman April di divisi Comex New York Exchange, merosot hingga US$20,10 atau 1,08 persen menjadi berakhir pada US$1.845,30 per ounce. Setelah dijualbelikan hingga mencapai tingkat tertinggi pada sesi US$1.870,90 dan paling rendah US$1.841,50.

Emas berjangka terdongkrak 0,10 persen atau US$1,90 pada Selasa (14/2/2023), setelah anjlok 0,59 persen atau US$11,0 menjadi US$1.863,50 di hari Senin (13/2/2023), dan sempat merosot jatuh 0,21 persen atau US$4,0 menjadi US$1.874,50 pada Jumat (10/2/2023).

Baca juga:  3 RT Telah Dinobatkan Sebagai Pemenang Program RT Keren Kota Blitar

Sejak 6 Januari, indeks dolar mencapai level paling tinggi setelah data penjualan ritel AS menjadi lebih kuat dari perkiraan dan inflasi sangat tinggi. Indeks yang berguna untuk mengukur dolar AS terhadap enam mata uang utama lainnya naik 0,63 persen.

Data ekonomi yang telah rilis pada Rabu (15/2/2023) lalu juga mengurangi daya tarik emas. Departemen Perdagangan AS juga sempat melaporkan bahwa penjualan ritel AS melonjak hingga angka 3,0 persen bulan ke bulan pada Januari.

Kenaikan paling besar terjadi sejak Maret 2021 lalu dan jauh di atas perkiraan pasar kenaikan mencapai 1,8 persen. Penjualan rites AS pernah turun 1,1 persen pada Desember.

Baca juga:  Investasi Crypto: Mengenal Potensi Keuntungan dan Risikonya

Indeks keadaan bisnis Empire State Federal Reserve New York, ukuran kegiatan manufaktur di negara bagian naik 27,1 poin di Februari dan menjadi negatif 5,8. Hal ini menjadi rebound dari penurunan sebelumnya sebesar 21,7 poin pada Januari.

Indeks National Association of Home Builders NAHB/Welss Fargo Housing Market naik sebesar 7 poin menjadi 42 pada Februari. Mencatat kenaikan paling besar dalam hampir satu dekade di luar rebound dari penguncian covid-19 musim semi 2020.

Federal Reserve atau The Fed sebagai Bank sentral AS melaporkan bahwa produksi industri AS tidak akan berubah pada Januari 2023 setelah mengalami penurunan 1,0 persen yang diperbaiki pada Desember, meleset dari harapan pasar untuk kenaikan 0,5 persen dan memberikan dukungan yang lemah pada emas.

Baca juga:  Pelaku Meninggal Dunia, Begini Kronologi Peristiwa Penembakan di Kantor MUI

Logam mulai lainnya seperti perak, untuk pengiriman Maret turun sampai 30,1 sen atau 1,38 persen menjadi ditutup di angka US$21,572 per ounce. Sedangkan, platinum untuk pengiriman April juga ikut anjlok 2,28 persen atau US$21,40 menjadi menetap pada US$917,80 per ounce.

Editor: Indo Guna Santy

Iklan