Pulau Jawa yang menyimpan banyak keindahan alam dan kekayaan budayanya, sering kali menjadi pusat perhatian. Salah satu fenomena menarik yang terjadi di Pulau Jawa adalah ‘bediding.’

Fenomena ini cukup terkenal dan kerap menjadi perbincangan di kalangan masyarakat Jawa. Berikut adalah beberapa fakta menarik mengenai fenomena ‘bediding’ di Pulau Jawa.

Apa itu Bediding?

‘Bediding’ adalah istilah yang digunakan oleh masyarakat Jawa untuk menggambarkan kondisi cuaca yang sangat dingin pada malam hari hingga pagi hari, biasanya terjadi di musim kemarau.

Fenomena ini sering kali dirasakan di daerah pegunungan dan dataran tinggi di Pulau Jawa, seperti di Dieng, Wonosobo, dan sekitarnya. Suhu bisa turun drastis hingga mencapai di bawah 10 derajat Celsius, bahkan ada yang melaporkan suhu bisa mencapai 0 derajat Celsius.

Baca juga:  Angka Stunting Capai 21,8 Persen, BKKBN Kumpulkan Bidan se-Jatim di Blitar

Penyebab Bediding

Fenomena bediding terjadi akibat beberapa faktor alamiah. Melansir dari laman pafikabpelalawan.org, salah satu penyebabnya adalah posisi matahari yang berada di sebelah utara khatulistiwa pada bulan-bulan tertentu, yang menyebabkan intensitas sinar matahari yang sampai ke permukaan bumi di daerah Jawa berkurang.

Selain itu, tekanan udara yang tinggi di musim kemarau menyebabkan udara menjadi lebih kering dan dingin pada malam hari.

Dampak Bediding

Fenomena bediding membawa dampak yang cukup signifikan bagi kehidupan sehari-hari masyarakat. Pada pagi hari, embun beku sering terlihat menutupi tanaman dan rerumputan, menciptakan pemandangan yang unik dan menakjubkan.

Namun, suhu yang sangat dingin ini juga dapat merusak tanaman, terutama sayuran yang ditanam oleh petani di daerah pegunungan.

Baca juga:  Usai Makan Gurame, Puluhan Warga Blitar Keracunan Massal

Bagi masyarakat yang tidak terbiasa dengan suhu dingin, bediding bisa menjadi tantangan tersendiri. Kesehatan bisa terganggu, terutama bagi anak-anak dan lansia yang rentan terhadap penyakit yang disebabkan oleh udara dingin, seperti flu dan radang tenggorokan.

Oleh karena itu, masyarakat harus lebih berhati-hati dan menjaga kesehatan dengan baik selama periode bediding.

Wisata dan Bediding

Meskipun suhu dingin bisa menjadi tantangan, fenomena bediding justru menjadi daya tarik tersendiri bagi para wisatawan. Banyak wisatawan yang datang ke daerah-daerah pegunungan di Pulau Jawa untuk merasakan langsung sensasi dinginnya suhu bediding.

Misalnya, Dieng yang menjadi salah satu destinasi favorit bagi wisatawan yang ingin menikmati keindahan alam dan sensasi bediding.

Baca juga:  Rekomendasi Motor Matic Irit BBM yang Bisa Jadi Pilihan

Pemandangan embun beku di pagi hari yang menutupi kawasan Dieng menciptakan suasana yang magis dan menakjubkan, menjadikannya momen yang sayang untuk dilewatkan.

Meski terlihat menarik, Anda harus tetap selalu menjaga kesehatan pada musim peralihan atau pancaroba ini. Sebab, jika tidak memiliki daya tahan tubuh yang baik, rentan terkena berbagai penyakit seperti flu, pilek dan batuk.

Maka dari itu, perkuat daya tahan tubuh dengan mengonsumsi makanan-makanan sehat, dan menunjangnya dengan meminum suplemen vitamin yang diperlukan oleh tubuh.

Yuk dapatkan informasi selengkapnya terkait obat, suplemen, vitamin, artikel kesehatan, dan seputar kefarmasian dengan mengunjungi laman pafikabpelalawan.org sebagai laman resmi organisasi Persatuan Ahli Farmasi Indonesia (PAFI).

Iklan