Penyaluran air bersih atau dikenal sebagai dropping di Desa Serang, Kecamatan Panggungrejo, Kabupaten Blitar, saat ini menjadi fokus utama pemerintah desa setempat akibat kekeringan ekstrem yang telah berlangsung selama sebulan terakhir.

Kekeringan ini telah berdampak sangat serius bagi kehidupan warga, khususnya dalam hal pemenuhan kebutuhan air bersih. Untuk menanggulangi krisis ini, distribusi air bersih dengan menggunakan mobil tangki desa dilakukan secara intensif, bahkan hingga larut malam. Situasi tersebut mencerminkan betapa parahnya kekeringan yang terjadi di desa ini.

Menurut Kepala Desa Serang, Dwi Handoko, salah satu dusun di Desa Serang merupakan daerah yang paling terdampak oleh kekeringan ini. Warga di dusun tersebut sudah menghadapi kesulitan besar untuk mendapatkan akses air bersih, yang mana kebutuhan air untuk aktivitas sehari-hari seperti memasak, mencuci, hingga keperluan sanitasi lainnya tidak dapat terpenuhi dengan baik.

“Kondisi ini memprihatinkan, karena sumber air di desa kami menyusut secara signifikan dalam sebulan terakhir. Air yang biasanya tersedia di sumur-sumur warga kini hampir tidak ada lagi. Meski sudah ada bantuan dari BPBD Kabupaten Blitar, upaya ini dirasa belum cukup mengingat cakupan kekeringan semakin luas,” ungkap Dwi Handoko dalam pernyataannya pada Kamis (3/10/2024).

Baca juga:  Meriahkan Ramadan, GMC Jatim Gelar Lomba Kreasi Musik Bernuansa Islam

Sebagai tindak lanjut atas situasi darurat ini, Dwi Handoko menjelaskan bahwa pihak desa tidak bisa hanya mengandalkan bantuan dari pemerintah kabupaten saja. Karena itulah, Pemerintah Desa Serang berinisiatif untuk melakukan distribusi air bersih secara mandiri. Melalui kerja sama dengan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes), mobil tangki desa dikerahkan untuk menyuplai air bersih ke rumah-rumah warga.

Namun, karena jumlah kepala keluarga yang terdampak sangat banyak, distribusi air ini tidak bisa dilakukan hanya pada siang hari saja. “Kami harus menyalurkan air hingga malam hari agar semua warga yang membutuhkan bisa mendapatkan pasokan air bersih. Kami juga berharap agar hujan segera turun sehingga kekeringan ini bisa berakhir,” imbuhnya.

Kekeringan yang melanda Desa Serang tidak hanya terjadi di satu dusun saja, tetapi secara bertahap meluas hingga berdampak pada seluruh desa. Dalam periode sebulan terakhir, kekeringan ini telah menyebabkan ratusan kepala keluarga di Desa Serang kesulitan memperoleh air bersih.

Sumur-sumur yang sebelumnya menjadi sumber air utama bagi warga kini mengering, sementara sumber air alami lainnya juga tidak lagi dapat diandalkan. Selain itu, kondisi tanah yang kering akibat kekurangan air turut memperparah situasi, menghambat upaya warga dalam mendapatkan air bersih secara mandiri.

“Kekeringan ini membuat kehidupan warga terganggu, terutama dalam memenuhi kebutuhan pokok seperti air minum dan kebutuhan rumah tangga lainnya. Kolaborasi antara pemerintah desa dan BUMDes menjadi salah satu langkah kami untuk mengatasi situasi ini, meskipun kami tahu bahwa ini hanya solusi sementara sampai hujan turun. Kami tetap berharap agar hujan segera datang dan membawa perubahan,” ujar Dwi Handoko.

Secara keseluruhan, bukan hanya Desa Serang yang terdampak oleh kekeringan ini. Data menunjukkan bahwa ada total enam kecamatan di Kabupaten Blitar yang kini tengah mengalami kondisi serupa. Dari enam kecamatan tersebut, setidaknya 18 desa mengalami kesulitan air bersih, dengan ratusan kepala keluarga terkena dampaknya.

Meskipun bantuan dari BPBD Kabupaten Blitar sudah ada, kebutuhan air bersih terus meningkat seiring dengan meluasnya dampak kekeringan ini. Kondisi ini tentunya menjadi perhatian serius pemerintah daerah dan masyarakat setempat, karena ketersediaan air bersih sangat krusial bagi keberlangsungan kehidupan sehari-hari.

Baca juga:  Capai Rp263 Juta, Inilah Modus 2 WN Pakistan Minta Sumbangan Secara Paksa di Blitar

Kondisi kekeringan seperti ini bukanlah yang pertama kali dialami oleh masyarakat di Kabupaten Blitar. Namun, tahun ini, intensitas kekeringan yang melanda Desa Serang dan sekitarnya tergolong sangat parah. Upaya penanggulangan yang dilakukan oleh berbagai pihak, mulai dari pemerintah desa hingga pemerintah kabupaten, terus dioptimalkan agar masyarakat tidak semakin terpuruk akibat krisis air.

Dengan demikian, langkah-langkah seperti distribusi air bersih, bantuan dari lembaga terkait, serta kolaborasi dengan organisasi lokal diharapkan bisa membantu masyarakat untuk bertahan dalam kondisi ini hingga musim hujan tiba.

Di tengah tantangan yang ada, masyarakat Desa Serang diharapkan bisa tetap bertahan dengan semangat gotong royong yang sudah menjadi budaya mereka. Bantuan-bantuan yang datang dari berbagai pihak, baik dari pemerintah maupun swasta, menjadi angin segar bagi warga yang membutuhkan, meski situasi kekeringan masih belum bisa diatasi sepenuhnya. (Hev/Yun)

Iklan