Trijanto, penggagas utama pemekaran wilayah Blitar Selatan, memastikan bahwa proses pemisahan tujuh kecamatan di bagian selatan Blitar masih berjalan meskipun tengah berlangsung hiruk-pikuk Pilkada 2024. Trijanto, yang dikenal vokal dalam menyuarakan isu anti-korupsi, menegaskan bahwa upaya pemekaran ini masih berlanjut dan fokus pada pemisahan tujuh kecamatan di Blitar Selatan dari Kabupaten Blitar.
Dalam waktu dekat, anggota presidium otonomi Blitar Selatan akan berkumpul untuk membahas sejumlah kajian teknis yang berkaitan dengan pemekaran tersebut.
Diskusi ini bertujuan untuk merumuskan langkah konkret yang diperlukan dalam mewujudkan wilayah Blitar Selatan yang mandiri. Menurut Trijanto, pentingnya pemekaran ini didorong oleh stagnasi pembangunan di wilayah tersebut, yang dinilai menyebabkan kesenjangan di berbagai sektor yang dirasakan oleh masyarakat.
Trijanto menekankan bahwa pemekaran Blitar Selatan tidak ada kaitannya dengan Pilkada. Terlepas dari siapa yang menang, antara Rini Syarifah atau Rijanto, upaya pemekaran akan tetap berjalan.
Ia menegaskan bahwa isu ini muncul karena adanya kesenjangan yang dirasakan oleh masyarakat di tujuh kecamatan pesisir Blitar Selatan, terutama terkait infrastruktur dan pembangunan ekonomi, bukan karena motif politik.
Menurut Trijanto, calon kepala daerah yang baik harus bisa merespon isu pemekaran ini secara proporsional, karena hal ini dapat menjadi tolok ukur kualitas serta kapasitas mereka sebagai calon pemimpin.
Isu ini, katanya, seharusnya menjadi perhatian utama bagi kedua kandidat Bupati Blitar, baik Rijanto maupun Rini Syarifah, karena kebijakan mereka terkait pemekaran wilayah ini akan menunjukkan wawasan dan kemampuan mereka dalam memimpin.
Tujuh kecamatan yang diusulkan untuk ikut dalam wacana pemekaran wilayah Blitar Selatan adalah Kecamatan Wates, Binangun, Panggungrejo, Lodoyo, Kademangan, Bakung, dan Wonotirto. (Roz/Maf)