Presiden Joko Widodo, yang juga dikenal sebagai Jokowi, mengungkapkan bahwa persyaratan bagi pemimpin Indonesia di masa yang akan datang adalah keberanian dan kemampuan untuk menjalani maraton dalam melanjutkan program-program pemerintahan.
Analogi yang digunakan oleh Presiden Jokowi tentang pemimpin berani dan mampu menjalani maraton seakan-akan semakin mengukuhkan dukungannya terhadap salah satu bakal calon presiden.
Menurut Saidiman Ahmad, seorang peneliti dari Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC), analogi maraton dan kepemimpinan berani merujuk pada sosok Ganjar Pranowo.
“Saya percaya bahwa percakapan yang diarahkan oleh Jokowi cukup jelas, yaitu merujuk pada Ganjar Pranowo. Dari tiga bakal calon presiden yang paling populer saat ini, kriteria yang dijelaskan oleh Presiden cocok dengan profil Ganjar,” ujar Saidiman seperti yang dikutip pada Sabtu (12/8/2023).
Saidiman juga menyatakan bahwa analogi yang digunakan oleh Presiden Jokowi untuk pemimpin di masa depan sangatlah tepat. “Maksudnya adalah bahwa tantangan-tantangan kebijakan yang akan datang adalah hal-hal konkret, dan diperlukan stamina yang kuat serta pemikiran yang jernih untuk menghadapinya,” kata Saidiman.
Dia menegaskan bahwa keputusan-keputusan yang akan diambil oleh pemimpin Indonesia di masa mendatang haruslah berfokus pada tujuan jangka panjang yang lebih besar, bukan hanya untuk memenuhi kepentingan sementara atau kelompok tertentu dalam jangka pendek.
“Karena itu, calon pemimpin yang dibutuhkan bukan hanya yang memiliki pengalaman, tetapi juga memiliki kemampuan berpikir dan bertindak secara kompleks. Pemimpin yang mampu mendiskusikan detail-detail kebijakan beserta segala konsekuensinya, bukan hanya sebatas slogan,” terang Saidiman.
Dia menilai bahwa Ganjar Pranowo memiliki stamina untuk menghadapi tantangan kebijakan jangka panjang. “Ganjar juga merupakan individu yang dekat dengan Presiden, dan nampaknya telah disiapkan untuk melanjutkan pembangunan Indonesia saat ini. Karakternya mirip dengan Jokowi: tidak hanya menggunakan slogan, melainkan cermat dalam membahas setiap kebijakan,” kata Saidiman.
Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengungkapkan kriteria bagi pemimpin Indonesia di masa depan saat bertemu dengan para pemimpin redaksi di Istana Merdeka, Jakarta, pada Kamis (10/8/2023).
Jokowi menyatakan bahwa Indonesia membutuhkan pemimpin yang berani untuk mempertahankan kebijakan-kebijakan yang telah diterapkan demi kemajuan bangsa, terutama terkait hilirisasi industri.
“Saya percaya bahwa ke depannya, hal yang paling penting bukanlah siapa Presidennya, melainkan apakah seseorang mampu atau tidak untuk konsisten terhadap apa yang telah kita mulai, apakah mereka memiliki keberanian atau tidak. Ini adalah kebutuhan yang krusial,” ujar Presiden dalam pertemuan tersebut.
—
Editor: Rozak Al-Maftuhin